Rabu, 28 Oktober 2015

Apa hubungan antara Gajah Mada dan Satelit Palapa? 

Gajah Mada  seorang tokoh utama Majapahit, nama Gajah Mada juga sangat terkenal di masyarakat Indonesia. Para pemimpin pada awal kemerdekaan Indonesia seperti Sukarno dan Mohammad Yamin  menyebutkan bahwa sumpah Gajah Mada adalah "bukti" bahwa bangsa ini dapat bersatu, meskipun memiliki wilayah yang luas dan budaya yang berbeda-beda. 

Nama Gajah Mada juga digunakan sebagai salah satu nama universitas yang berada di Yogyakarta yaitu Universitas Gajah Mada .  Banyak kota di Indonesia memiliki jalan yang bernama Gajah Mada,  tidak demikian halnya dengan kota-kota di Jawa Barat.

  Sedangkan satelit telekomunikasi Indonesia yang pertama dinamakan Satelit Palapa. Nama "Palapa" sendiri diambil dari "Sumpah Palapa" yang dicetuskan oleh Gajah Mada . Yang menonjolkan perannya adalah sebagai pemersatu telekomunikasi rakyat Indonesia.

Palapa dibangun pada tahun 1974-1976. Pada tanggal 9 Juli 1976 diluncurkan satelit palapa generasi pertama milik Indonesia di Cape Kennedy, Florida, amerika Serikat.

Kesimpulannya adalah nama Palapa yang digunakan sebagai nama satelit Indonesia diambil dari nama sumpah yang dicetuskan oleh Gajah Mada yaitu "Sumpah Palapa". Yang memiliki maksud untul mempersatukan Indonesia melalui satelit telekomunikasi ini. Oleh karena itu , nama satelit tersebut diberi nama "Satelit Palapa ".

Selasa, 18 Agustus 2015

Kotak hitam pesawat Trigana Air dengan nomor penerbangan IL 257 rute Jayapura-Oksibil yang mengalami hilang kontak sejak Minggu sore (16/8) dan jatuh di Gunung Bintang ditemukan Selasa siang.

"Pukul 13.40 WIT kotak hitam Trigana Air yang mengalami musibah sudah ditemukan," kata Kepala Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata dalam pesan singkat yang diterima di Jakarta, Selasa.

Saat ini, lanjut Barata, kotak hitam tersebut tengah dievakuasi oleh tim Badan SAR Nasional dan lainnya untuk segera diserahkan dan diinvestigasi oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Kapala Basarnas Henry Bambang Soelistyo mengatakan pesawat ditemukan di Gunung Bintang, pada 04 derajat 49 menit 289 detik arah Selatan dan 140 derajat 29 menit 953 detik arah Timur.

Sementara itu, jarak dari Bandara Oksibil diperkirakan tujuh Nautical Mile.

"Tadi malam tim darat bermalam di 1.000 meter (satu kilometer) butuh waktu paling sedikit satu jam. Koordinat yang kemarin disampaikan diyakinkan  bahwa itu 100 persen benar," katanya. 

Bambang mengatakan dua orang petugas telah diturunkan di titik sasaran oleh helikopter airfast diprioritaskan menyiapkan helipad.

Selain itu, dua anggota TNI (Paskhas) yang melalui jalan darat juga sudah sampai di lokasi sasaran sekitar pukul 05.00 WIT. 

"Alat pendingin sangat dibutuhkan," katanya. 

Pesawat Trigana Air IL-257 rute Jayapura-Oksibil mengalami hilang kontak Minggu sore (16/8). Pesawat Trigana Air dengan nomor registrasi PK-YRN dan nomor penerbangan IL-257 take off dari Bandara Sentani Jayapura pukul 14.22 LT (local time/ waktu setempat) dan diperkirakan tiba di Oksibil pada pukul 15.04 LT. 

Pesawat Trigana Air PK-YRN kontak terakhir dengan Menara Oksibil pada pukul 14.55 LT. 

Pada pukul 15.00 LT Menara Bandara Oksibil kontak dengan pesawat namun tidak ada jawaban.